There's no denying that no car is perfectly balanced. Moreover, speaking of weights, most cars do not have a perfect weight distribution of 50:50. This also causes some parts of the car to be loaded more.

Moreover, if the car is used properly, it is filled with goods or passengers. With this load, the weight distribution  of the car will also change.

In these conditions, the brakes may experience imbalances. If the car is relatively empty for example, when on the brakes, the rear brakes will not have much effect on the front wheel driven car. Because, most of the load is in front so the grip of the rear wheel is relatively less.

Thus, it is better that the brake fluid pressure is allocated to the front brake due to the amount of grip in the front.

On the other hand, if there are a lot of loads in the rear of the car, then it is worth the brake pressure allocated also to the rear to help the front tire.

This is the task of the EBD feature aka Electronic Brakeforce Distribution. Control the brake pressure towards the tyre that requires the most.

Most of the time, EBD works with the same module as ABS. But, not all cars with ABS have EBD.

The way it works is by utilizing speed sensors like the ABS. When a faster rotating tire is detected, it means that there is a slip that will be taken into consideration by the EBD module in dividing the brake pressure. The slipping tyres will also be given more brake pressure.

So, what are the advantages of using EBD? First, of course, the braking distance will be shorter because the brakes are divided efficiently. Then, EBD can also prevent oversteer because the weight of the car does not move drastically which certainly improves the safety aspect.

Then, the brake distance can also be shortened again with a grippy tyre. For example, using Forceum Hena, a sporty tire from Forceum that has a high grip, and is suitable for daily needs.

Indonesia 

Tidak bisa dipungkiri bahwa tidak ada mobil yang sempurna keseimbangannya. Apalagi bicara tentang bobot, kebanyakan mobil tidak memiliki bobot yang rata 50:50. Inipun menyebabkan sebagian bagian dari mobil mengalami beban lebih.

Apalagi, bila mobil memang digunakan sebagaimana mestinya, yaitu diisi oleh barang ataupun penumpang. Dengan beban tersebut, otomatis titik berat mobil pun akan berubah.

Pada kondisi seperti inilah, rem bisa mengalami ketidakseimbangan. Jika mobil relatif kosong misalnya, saat di rem, rem belakang tidak akan berpengaruh banyak pada mobil gerak roda depan. Karena, kebanyakan beban berada di depan sehingga daya cengkeram roda belakang relatif lebih sedikit.

Dengan demikian, maka lebih baik tekanan cairan rem dialokasikan pada rem depan karena daya cengkeramnya yang lebih banyak di depan.

Sebaliknya, jika beban di belakang cukup banyak, maka ada baiknya tekanan rem dialokasikan juga ke belakang untuk membantu ban depan.

Inilah tugas dari fitur EBD alias Electronic Brakeforce Distribution. Mengontrol tekanan rem menuju ban yang dibutuhkan.

Fitur EBD sendiri seringkali bekerja dengan modul yang sama dengan ABS. Namun, tidak semua mobil yang memiliki ABS memiliki EBD.

Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan sensor kecepatan seperti ABS. Ketika terdeteksi ada ban yang lebih cepat, artinya ada slip yang akan dijadikan bahan pertimbangan oleh modul EBD dalam membagi tekanan rem. Ban yang selip tersebut pun akan diberikan tekanan rem lebih.

Lalu, apa kelebihan jika menggunakan EBD? Pertama, tentunya jarak rem akan lebih pendek karena rem terbagi dengan efisien. Lalu, EBD juga bisa mencegah terjadinya oversteer karena berat mobil tidak berpindah secara drastis yang tentunya meningkatkan aspek keselamatan.

Lalu, jarak rem juga bisa dipersingkat lagi dengan ban yang memiliki daya cengkeram tinggi. Misalnya menggunakan Forceum Hena, sebuah ban sporty dari Forceum yang memiliki daya cengkeram tinggi, serta cocok untuk kebutuhan sehari-hari.